Selasa, 10 Maret 2015

Makalah Tentang Penyesuaian Diri terhadap Lingkungan



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
      Makna akhir dari hasil pendidikan seseorang indivisu terletak pada sejauh mana hal yang telah dipelajari dapat membantunya dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Dengan pengalaman yang diperoleh dari sekolah dan luar sekolah, manusia secara berkesinambungan dibentuk menjadi seorang pribadi seperti apa yang dimiliknya sekarang dan menjadi seorang pribadi tertentu di masa mendatang.
     Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh factor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah sesuai.
            Penyesuaian diri adalah suatu proses. Salah satu ciri pokok dari kepribadian yang sehat mentalnya ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannnya.
            Oleh kerena itu, untuk mengetahui bagaimana penyesuaian diri seorang remaja, maka dalam makalah ini, kami akan membahasnya.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan penyesuaian diri?
2.      Bagaimana proses penyesuaian diri?
3.      Bagaimana karateristik penyesuaian diri?
4.      Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari penyesuaian diri
2.      Untuk mengetahui proses penyesuaian diri
3.      Untuk mengathui proses penyesuaian diri
4.      Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian dapat diartikan sebagai berikut :
1.      Penyesuaian berarti beradaptasi; dapat mempertahankan eksistensiya, atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan social.
2.      Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip.
3.      Penyesuaian dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respon-respon sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan dan frustasi secara efisien. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang adekuat.
4.      Penyesuaian dapat diartikan penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara positif memiliki respon emosional yang tepat pada setiat situasi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya.
B.     Proses Penyesuaian Diri
      Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri daam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungannya. Respon penyesuaian, baik atau buruk secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu upaya individu untuk mereduksi taua menjauhi ketegangan dan untuk memelihara kondisi-kondisi keseimbangan yang lebih wajar. Dalam proses penyesuaian itu dapat saja muncul konflik, tekanan, dan frustasi dan individu didorong meneliti berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan.
      Elemen-elemen umum dan esensial dalam semua situasi frustasi ialah : motivasi, frustasi, respon yang bervariasi, dan pemecahan untuk mereduksi masalah, ketegangan dengan beberapa bentuk respon. Motivasi mengambil variasi bentuk dan setiap bentuk dapat diarahkan kepada rintangan atau frustasi yang disebabkan oleh beberapa aspek realitas, misalnya : pembatasan orang tua, hambatan fisik, aturan social, dan semacamnya.
      Individu dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaina diri apabila ia dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau apabila dapat diterima oleh lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu lingkungannya.
C.    Karateristik Penyesuaian Diri
Ada beberapa karateristik penyesuaian diri yang positif dan penyesuaian diri yang salah.
1.      Penyesuaian diri secara positif
Mereka yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal sebagai berikut :
a.       Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional
b.      Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis
c.       Tidak menunujukkan adanya frustasi pribadi
d.      Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri
e.       Mampu dalam belajar
f.       Menghargai pengalaman
g.      Bersikap realistic dan objektif
Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan dalam berbagai bentuk, antara lain :
1.      Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung
     Dalam situasi ini, individu secara langsung menghadapi masalah dengan segala akibat-akibatnya. Ia melakukan segala tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapinya.
2.      Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi
Dalam situasi ini individu mencari bahan pengalaman untuk dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya.
3.      Penyesuaian dengan trial and error (coba-coba)
Dalam cara ini, Individu melakukan suatu tindakan coba-coba dalam arti kalau menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan
4.      Penyesuaian dengan substitusi
Jika individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, maka ia dapat memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari pengganti.
5.      Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan pribadi
Individu mencoba menggali kemampuan-kemampuan khusus dalam dirinya, dan kemudian dikembangkan sehingga dapat membantu penyesuaian diri.
6.      Penyesuaian diri dengan belajar
Dengan belajar, individu akan banyak memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang dapat membantu menyesuaikan diri.
7.      Penyesuaian diri dengan inhibisi dan control diri
Dalam situasi ini, individu berusaha memilih tindakan mana yang harus dilakukan, dantindakan mana yang tidak perlu dilakukan.
8.      Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat
Dalam situasi ini, tindakan yang dilakukan merupakan keputusan yang diambil berdasarkan perencanaan cermat.
2.      Penyesuaian diri yang salah
Kegagalan dalam melakukan penyesuaian secara positif, dapat mengakibatkan individu melakukan penyesuaian yang salah. Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah yaitu sebagai berikut :
a.       Reaksi bertahan
         Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya seolah-olah tidak menghadapi kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini adalah :
1)      Rasionalisasi, yaitu bertahan mencari-cari alasan untuk membenarkan alasannya.
2)      Repressi, yaitu berusaha unutk menekan pengalamannya yang dirasakan kurang enak ke dalam tidak sadar.
3)      Proyeksi, yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain.
4)      Sour grapes, yaitu dengan memutar balikkan kenyataan untuk mencari alasan yang dapat diterima.
b.      Reaksi menyerang
         Reaksi-reaksi nampak dalam tingkah laku :
1)      Selalu membenarkan diri sendiri
2)      Mau berkuasa dalam setiap situasi
3)      Mau memilikinya
4)      Bersikap senang mengganggu orang lain
5)      Bersikap balas dendam
6)      Marah secara sadis
7)      Keras kepala dalam perbuatannya
8)      Tindakan yang serampangan
c.       Reaksi melarikan diri
         Reaksi-reaksi nampak dalam tingakh laku yaitu berfantasi, banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri, menjadi pecandu ganja dan narkotika, dan regresif.
D.    Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri
            Secara keseluruhan kepribadian mempunyai fungsi sebagai penentu primer terhadap penyesuaian diri. Penetu berarti factor yang mendukung, mempengaruhi, atau menimbulkan efek pada proses penyesuaian. Secara sekunder, proses penyesuaian ditentukan oleh factor-faktor yang menentukan kepribadian itu sendiri baik internal maupun eksternal. Penentu-penentu tersebut dikelompokkan sebagai berikut :
1.      Kondisi jasmaniah yang meliputi, pembawaan, konstitusi fisik, susunan saraf, kelenjar, system otot, kesehatan dan sebagainya
2.      Perkembangan dan kematangan, terutama kematangan intelektual, social, moral, dan emosional
3.      Penentu psikologis, yang meliputi pengalaman, belajar, pembiasaan, determinasi diri, frustasi, dan konflik
4.      Kondisi lingkungan, terutama rumah, keluarga dan sekolah
5.      Penentu kulutural dan agama
           Tingkat penyesuaian diri dan pertumbuhan/perkembangan remaja sangat tergantung kepada sikap orang tua, kondisi lingkungan keluarga. Orangtua yang otoriter akan menghambat perkembangan penyesuaian diri remaja. Permasalahan-permasalahan penyesuaian diri yang dihadapi remaja dapat berasal dari suasana psikologis keluarga seperti keretakan keluarga. Selain itu, permasalahan-permasalahan penyesuaian akan muncul bagi remaja yang sering pindah tempat tinggal. Remaja yang keluarganya sering pindah ia terpaksa pindah dari sekolah ke sekolah lain dan ia mengalami banyak kesukaran akademis bahkan mungkin ia akan sangat tertinggal dalam pelajaran, karena guru-guru berbeda dalam cara pengajarannya, demikian pula mungkin buku-buku pokok yang dipakainya tidak sama, dan kesulitan dalam mencari teman baru.
           Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengembangan jiwa remaja. Seklah selain mengemban fungsi pengajaran juga fungsi pendidikan (transformasi norma). Guru-guru akan membantu peserta didik jika ia (mereka) menghadapi kesulitan dalam pelajarannya. Guru hendaknya dapat bersikap efektif seperti : adil, jujur, menyenangkan, penuh pengertian, antusias, mampu mengontrol diri, humor, ramah, dan optimistis. Sehingga, siswanya akan senang dan aman bersamanya.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Penyesuaian diri adalah suatu proses. Dan salah satu ciri pokok dari kepribadian yang sehat mentalnya adalah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungannya.
2.      Proses penyesuaian diri dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu: kondisi fisik, tingkatan perkembangan dan kematangan, factor psikologis,lingkungan dan kebudayaan.
3.      Terdapat dua karateristik penyesuaian diri yaitu a). penyesuaian diri secara positif yaitu tidak ada ketegangan secara emosional, tidak terjadi frustasi, menggunakan pertimbangan rasional, realistic dan objektif, b). penyesuaian diri yang salah, yaitu antara lain berupa reaksi bertahan, menyerang, dan melarikan diri.
4.      Factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyesuaian diri antara lain: kondisi jasmaniah, perkemabangan dan kematangan, kondisi lingkungan dan kebudayaan dan agama.
B.     Saran
                  Penyusun menyadari bahwa hasil makalah ini yang membahas tentang “Penyesuaian Diri Remaja” belum lengkap dan masih jauh dari pengharapan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan literature yang penyusun miliki pada saat ini. Penyusun sangat mengharapkan kritikan terutama dari pembaca dan teman-teman. Adanya kritikan yang membangun yang bisa melengkapi makalah ini di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Daruma, A.Razak dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Makassar : Universitas Negeri      Makassar
          

0 komentar:

Posting Komentar