1348. Jabir r.a. berkata: Nabi saw.
bertanya : Apakah kamu mempunyai anmaath (kain dari beludru) ? Jawab kami
: dari mana kah kami memiliki anmaath? Maka Nabi saw. bersabda: Akan ada
padamu anmaath. Kemudian Jabir berkata : Maka aku
katakan padanya (istrinya): jauhkan dariku anmaath mu itu. Maka
dijawab: Tidakkah Nabi saw. telah bersabda: Sesungguhnya akan ada padamu
anmaath, maka aku biarkan ia. (Bukhari, Muslim).
1347. Abu Budah r.a. berkata,
Aisyah r.a. telah menunjukkan kepada kami kain yang tebal dan baju yang kasar
seraya berkata: Rasulullah saw. meninggal dunia dengan mengenakan kain dan baju
ini. (Bukhari, Muslim).
1345. Anas bin Malik telah memberitakan
kepada mereka, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan
dispensasi (keringanan) kepada Abdurrahman bin Auf dan Zubair bin Awwam untuk
mengenakan pakaian sutera dalam perjalanan karena adanya penyakit gatal-gatal
atau penyakit lain yang menimpa mereka berdua.(Bukhari, Muslim).
أَنَسَ بْنَ
مَالِكٍ أَنْبَأَهُمْ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَخَّصَ لِعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَالزُّبَيْرِ بْنِ الْعَوَّامِ فِي الْقُمُصِ الْحَرِيرِ فِي السَّفَرِ مِنْ حِكَّةٍ كَانَتْ بِهِمَا أَوْ وَجَعٍ كَانَ بِهِمَا
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَخَّصَ لِعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَالزُّبَيْرِ بْنِ الْعَوَّامِ فِي الْقُمُصِ الْحَرِيرِ فِي السَّفَرِ مِنْ حِكَّةٍ كَانَتْ بِهِمَا أَوْ وَجَعٍ كَانَ بِهِمَا
1342.
Ali r.a. berkata: Nabi saw.memberiku
hadiah kain dari sutra, lalu aku memakainya, tiba-tiba aku melihat kemarahan di
wajah Nabi saw., lalu aku bagi-bagikan kepada istriku. (Bukhari, Muslim)
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ
قَالَ
أَهْدَى إِلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُلَّةَ سِيَرَاءَ فَلَبِسْتُهَا فَرَأَيْتُ الْغَضَبَ فِي وَجْهِهِ فَشَقَقْتُهَا بَيْنَ نِسَائِي
أَهْدَى إِلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُلَّةَ سِيَرَاءَ فَلَبِسْتُهَا فَرَأَيْتُ الْغَضَبَ فِي وَجْهِهِ فَشَقَقْتُهَا بَيْنَ نِسَائِي
1341. Usman An-Nahdi berkata: Telah
datang kepada kami surat Umar yang dibawa oleh Utbah bin Farqad di Azrabijan
yang menyatakan bahwa Rasulullah saw. telah melarang memakai sutra kecuali
selebar dua jari (telunjuk dan tengah). Abu Usman An-Nahdi berkata: Yang kami
ketahui maksudnya untuk tanda. (Bukhari, Muslim)
Rasulullah saw. telah melarang
memakai sutra
1340. Abdullah bin Umar r.a.
berkata: Umar bin Khatab r.a. melihat perhiasan sutra dijual di muka pintu masjid,
kemudian ia berkata: Ya Rasulullah, andaikan engkau membeli itu untuk
engkau pakai hari Jumat dan ketika menerima utusan jika datang kepadamu.
Maka Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya yang memakai itu hanyalah orang yang
tidak mendapat bagian di akhirat. Kemudian tidak lama Nabi saw. mendapat
beberapa perhiasan sutra, maka beliau memberi satu kepada Umar bin Khatab r.a.,
dan Umar r.a. berkata: Ya Rasulullah, engkau memberiku pakaian itu
sesudah engkau bicara demikian terhadap perhiasan utharid. Maka Sabda
Nabi saw.: Aku tidak memberi kepadamu itu supaya engkau pakai. Maka oleh
Umar diberikan kepada saudaranya yang masih kafir di Makkah. (Bukhari, Muslim)
1339. Abdurrahman bin Abi Laila
berkata: Kami berada di tempat Hudzaifah. Hudzaifah minta minum lalu diberi
minum oleh pembesar negeri itu dalam bejana perak. Maka bejana itu dilemparkan
oleh Hudzaifah seraya berkata: Ku kabarkan kepadamu bahwa aku telah
memerintahkan kepadanya untuk tidak memberiku minum dalam bejana perak. Karena
sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda: Jangan minum dalam bejana
emas atau perak, dan jangan memakai sutera kembang atau sutera biasa, karena
barang-barang itu untuk mereka (orang-orang kafir) di dunia, dan untuk kamu
kelak di akhirat. (Bukhari, Muslim).
1338.
Al Bara’ bin ‘Azib r.a. berkata:
Nabi saw. memerintahkan kami tentang tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh
perkara pula. Beliau memerintahkan kami untuk; mengiringi jenazah, menjenguk
orang yang sakit, memenuhi undangan, menolong orang yang dizhalimi, berbuat
adil dalam pembagian, menjawab salam dan mendoakan orang yang bersin. Dan
Beliau melarang kami dari menggunakan bejana terbuat dari perak, memakai cincin
emas, memakai kain sutera kasar, sutera halus, baju berbordir sutera dan sutera
tebal. (Bukhari, Muslim).
عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ
عَازِبٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ
قَالَ أَمَرَنَا النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِسَبْعٍ وَنَهَانَا
عَنْ سَبْعٍ أَمَرَنَا
بِاتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ
وَعِيَادَةِ الْمَرِيضِ
وَإِجَابَةِ الدَّاعِي
وَنَصْرِ الْمَظْلُومِ
وَإِبْرَارِ الْقَسَمِ
وَرَدِّ السَّلَامِ
وَتَشْمِيتِ الْعَاطِسِ
وَنَهَانَا عَنْ
آنِيَةِ الْفِضَّةِ
وَخَاتَمِ الذَّهَبِ
وَالْحَرِيرِ وَالدِّيبَاجِ وَالْقَسِّيِّ وَالْإِسْتَبْرَقِ
1337.
Dari Ummu Salamah r.a., Rasulullah
saw. bersabda: Orang yang minum dari bejana yang terbuat dari perak,
sebenarnya ia menuangkan api neraka Jahanam ke dalam perutnya. (Bukhari,
Muslim).
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ
زَوْجِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الَّذِي يَشْرَبُ فِي إِنَاءِ الْفِضَّةِ إِنَّمَا يُجَرْجِرُ فِي بَطْنِهِ نَارَ جَهَنَّمَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الَّذِي يَشْرَبُ فِي إِنَاءِ الْفِضَّةِ إِنَّمَا يُجَرْجِرُ فِي بَطْنِهِ نَارَ جَهَنَّمَ
133. Abu Sa’id Al Khudriy r.a.
berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: “Wahai Adam,
“. Nabi Adam ‘Alaihissalam menjawab: “Labbaika, kemuliaan milik-Mu dan segala
kebaikan berada di tangan-Mu”. Kemudian Allah berfirman: “Keluarkanlah utusan
neraka”. Adam bertanya; “Apa yang dimaksud dengan utusan neraka? (berapa
jumlahnya?) “. Allah berfirman: “Dari setiap seribu, sembilan ratus sembilan
puluh Sembilan dijebloskan neraka!, Ketika perintah ini diputuskan, maka
anak-anak belia menjadi beruban, dan setiap wanita hamil kandungannya berguguran
dan kamu lihat manusia mabuk padahal mereka tidaklah mabuk akan tetapi (mereka
melihat) siksa Allah yang sangat keras”. (QS. Alhajj 2), Para shahabat
bertanya; “Wahai Rasulullah, adakah diantara kami seseorang yang selamat?”.
Beliau bersabda: “Bergembiralah, karena setiap seribu yang dimasukkan neraka,
dari kalian cuma satu, sedang Sembilan ratus sembilan puluh sembilannya dari
Ya’juj dan ma’juj”. Kemudian Beliau bersabda: “Dan demi Dzat yang jiwaku berada
di tangan-Nya, aku berharap kalian menjadi di antara seperempat ahlu surga”.
Maka kami bertakbir. Kemudian Beliau bersabda lagi: “Aku berharap kalian
menjadi di antara sepertiga ahlu surga”. Maka kami bertakbir lagi. Kemudian
Beliau bersabda lagi: “Aku berharap kalian menjadi di antara setengah ahlu
surga”. Maka kami bertakbir sekali lagi. Lalu Beliau bersabda: “Tidaklah
keberadan kalian di hadapan manusia melainkan bagaikan bulu hitam pada kulit
sapi jantan putih atau bagaikan bulu putih yang ada pada kulit sapi jantan
hitam”. (Bukhari, Muslim).
132.
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata:
Kami bersama Nabi saw. di dalam gubah (kemah), tiba-tiba Nabi saw. bertanya :
Apakah kalian rela bila kalian merupakan seperempat ahli surga? Jawab
kami, Ya. Lalu Nabi saw. bertanya lagi : Apakah kalian rela bila kalian
menjadi sepertiga penduduk surga? Jawab kami, Ya. Lalu Nabi saw.
bertanya lagi : Apakah puas bila kalian menjadi separuh penduduk surga?
Jawab kami, Ya. Lalu Nabi saw. bersabda: Demi Allah yang jiwa
Muhammad di tanganNya, sungguh aku berharap semoga kamu merupakan sepenuh
penduduk surga, dan tidak akan dapat masuk surga kecuali jiwa yang muslim,
sedang kalian jika dibandingkan dengan pemeluk kesyirikan bagaikan sehelai
rambut putih di tengah kulit sapi hitam. (Bukhari, Muslim).
كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ
فِي قُبَّةٍ فَقَالَ
أَتَرْضَوْنَ أَنْ تَكُونُوا
رُبُعَ أَهْلِ الْجَنَّةِ
قُلْنَا نَعَمْ قَالَ
أَتَرْضَوْنَ أَنْ تَكُونُوا
ثُلُثَ أَهْلِ الْجَنَّةِ
قُلْنَا نَعَمْ قَالَ
أَتَرْضَوْنَ أَنْ تَكُونُوا
شَطْرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ
قُلْنَا نَعَمْ قَالَ
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ
بِيَدِهِ إِنِّي لَأَرْجُو
أَنْ تَكُونُوا نِصْفَ
أَهْلِ الْجَنَّةِ وَذَلِكَ
أَنَّ الْجَنَّةَ لَا
يَدْخُلُهَا إِلَّا نَفْسٌ
مُسْلِمَةٌ وَمَا أَنْتُمْ
فِي أَهْلِ الشِّرْكِ
إِلَّا كَالشَّعْرَةِ الْبَيْضَاءِ
فِي جِلْدِ الثَّوْرِ
الْأَسْوَدِ..
131. Ibn Abbas r.a.
berkata: Pada suatu hari Nabi s.a.w. keluar pada
kami dan bersabda: “Telah diperlihatkan kepadaku umat-umat
semuanya, ada seorang Nabi yang bersama satu orang, ada yang bersama dua
orang, dan ada yang bersama rombongan tujuh orang, ada juga seorang Nabi yang
sendirian tidak ada pengikutnya, lalu aku melihat rombongan besar yang telah
menutup udara, maka aku mengharap semoga mereka umatku, tiba-tiba
diberitahu bahwa mereka Musa dan kaumnya, kemudian dikatakan kepadaku : ”
Lihatlah“, maka aku melihat rombongan yang lebih banyak bahkan telah
menutupi ufuk, lalu disuruh melihat ke kanan dan ke kiri, maka aku melihat
rombongan yang amat banyak telah memenuhi udara, lalu diterangkan bahwa mereka
umatku, dan disamping mereka ada lagi tujuh puluh ribu yang akan masuk surga
tanpa hisab.”
Lalu ditinggalkan oleh Nabi dan
tidak diterangkan kepada kami sehingga orang-orang berbeda paham. Maka para
sahabat berpendapat: Kami lahir dalam syirik, tetapi kami telah beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya tetapi kemungkinan anak-anak kami. Dan tanggapan itu sampai
kepada Nabi saw.
Maka Nabi saw. bersabda : Mereka
yang tidak mencari nasib dengan burung, tidak berjampi, tidak ber kei (kei =
membakar besi lalu ditusukkan ke tempat yang sakit), dan tetap bertawakal
kepada Tuhan. Maka berdirilah Ukasyah bin Mihshan dan bertanya: Apakah
aku termasuk mereka ya Rasulullah? Jawab Nabi saw.: Ya. Lalu
berdiri orang yang lain dan bertanya: apakah aku dari golongan
mereka? Jawab Nabi saw.: Engkau telah didahului oleh Ukasyah.
(Bukhari, Muslim).
130. Sahl bin Saad r.a. berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Pasti akan masuk surga dari umatku tujuh puluh
ribu atau tujuh ratus ribu (periwayat ragu, antara 70 ribu atau 700 ribu),
bersama-sama yang satu memegang yang lain, tidak masuk yang pertama sehingga
masuk juga yang akhir, wajah mereka bagaikan bulan purnama. (Bukhari, Muslim).
126.
Sahl bin Saad r.a. berkata:
Rasulullah saw. bersabda : Pasti akan masuk surga dari umatku tujuh puluh ribu
atau tujuh ratus ribu (periwayat ragu, 70.000 atau 700.000) bersama-sama
yang satu memegang yang lain, tidak masuk yang pertama sehingga masuk juga yang
akhir, wajah mereka bagaikan bulan purnama. (Bukhari, Muslim).
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَيَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ مِنْ
أُمَّتِي سَبْعُونَ
أَلْفًا أَوْ
سَبْعُ مِائَةِ
أَلْفٍ شَكَّ
فِي أَحَدِهِمَا مُتَمَاسِكِينَ آخِذٌ بَعْضُهُمْ
بِبَعْضٍ حَتَّى
يَدْخُلَ أَوَّلُهُمْ
وَآخِرُهُمْ الْجَنَّةَ
وَوُجُوهُهُمْ عَلَى
ضَوْءِ الْقَمَرِ
لَيْلَةَ الْبَدْرِقَالَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ
129. Abu Hurairah r.a. berkata: Aku
telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Akan ada rombongan dari umatku
tujuh puluh ribu masuk surga tanpa hisab, bercahaya muka mereka bagaikan bulan
purnama.
Abu Hurairah r.a. berkata: Maka
berdirilah Ukasyah bin Mihshan Al-Asadi sambil menjinjing selimutnya, lalu
berkata: Ya Rasulullah. doakan semoga Allah menjadikan aku dari golongan
mereka. Maka Nabi saw. berdoa: Ya Allah, jadikanlah dia dari golongan mereka.
Kemudian seorang sahabat Anshar berdiri dan berkata: Ya Rasulullah doakan
semoga Allah menjadikan aku dari golongan mereka. Jawab Nabi saw.: Engkau
telah didahului oleh Ukasyah r.a. (Bukhari, Muslim).
127. An-Nu’man bin Basyir r.a. berkata:
Aku telah mendengar Nabi SAW. bersabda: Sesungguhnya seringan-ringan siksa ahli
neraka di hari kiamat, ialah orang yang di bawah telapak kakinya diletakkan
bara api yang dapat mendidihkan otaknya. (Bukhari, Muslim).
117. Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata:
Nabi SAW. bersabda: Sungguh aku mengetahui orang-orang yang
terakhir keluar dari neraka dan terakhir masuk surga. Ialah seorang yang keluar
dari neraka sambil merangkak-rangkak, lalu diperintah oleh Allah:
Masuklah ke surga, maka ia segera pergi ke surga, tetapi terbayang
padanya surga telah penuh, maka ia kembali dan berkata: Ya Tuhan aku
dapatkan sudah penuh. Lalu diperintah lagi: Pergilah masuk surga.
Kemudian ia kembali berkata: Ya Tuhan, aku dapatkan surga sudah penuh,
kemudian diperintah: Pergilah masuk surga, maka di sana untukmu seluas dunia
sepuluh kali, atau, untukmu seluas dunia dan sepuluh kalinya, maka ia
berkata: Engkau mengejek dan mentertawakan aku sedang Engkau raja yang
berkuasa.
Sungguh aku telah melihat Rasulullah
saw. tertawa ketika menerangkan hadits ini sehingga terlihat gigi gerahamnya.
Dan itu serendah-rendah tingkat ahli surga. (Bukhari, Muslim).
116. Abu Said Al-Khudri r.a. berkata:
Nabi SAW. Bersabda: Akan masuk ahli surga ke surga, dan ahli neraka ke neraka,
kemudian Allah memerintahkan: Keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam
hatinya ada seberat biji sawi dari iman. Lalu dikeluarkan mereka dalam
keadaan sudah hitam warna mereka, lalu dimasukkan ke dalam sungai kehidupan
(nahrul hayat), maka tumbuhlah mereka itu bagai biji yang tumbuh setelah ada
air bah, dan tidaklah tumbuhnya berwarna kuning berbelit (berkait).
(Bukhari, Muslim).
113. Abu Musa r.a. berakata: Rasulullah
saw. bersabda : Ada dua buah Surga yang terbuat dari perak beserta wadah
dan segala isi kandungannya, dan dua buah Surga yang terbuat dari emas beserta
wadah dan segala isi kandungannya. Penghalang ahli Surga untuk memandang Rabb
mereka hanyalah hijab Keagungan pada Wajah-Nya di Surga Adn. (Bukhari,
Muslim).
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ
جَنَّتَانِ مِنْ
فِضَّةٍ آنِيَتُهُمَا
وَمَا فِيهِمَا وَجَنَّتَانِ
مِنْ ذَهَبٍ آنِيَتُهُمَا
وَمَا فِيهِمَا وَمَا
بَيْنَ الْقَوْمِ
وَبَيْنَ أَنْ
يَنْظُرُوا إِلَى
رَبِّهِمْ إِلَّا
رِدَاءُ الْكِبْرِيَاءِ عَلَى وَجْهِهِ
فِي جَنَّةِ عَدْنٍ
112. ‘Aisyah radliallahu ‘anhu berkata;
“Barangsiapa yang mengatakan bahwa Muhammad saw. melihat Rabbnya berarti dia
telah masuk pada persoalan (salah) besar. Akan tetapi Beliau melihat Jibril
‘alaihissalam dalam bentuk dan rupa aslinya yang menutupi apa yang ada di
antara ufuk langit”. (Bukhari, Muslim).
عَائِشَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهَا
قَالَتْمَنْ زَعَمَ
أَنَّ مُحَمَّدًا رَأَى
رَبَّهُ فَقَدْ
أَعْظَمَ وَلَكِنْ
قَدْ رَأَى جِبْرِيلَ
فِي صُورَتِهِ وَخَلْقُهُ
سَادٌّ مَا
بَيْنَ الْأُفُقِ
111. Masruq berkata: Aku bertanya kepada
‘Aisyah r.a.: Hai Ibu apakah Nabi Muhammad saw. telah melihat Allah?
Jawab Aisyah r.a. : Sungguh berdiri bulu romaku sebab pertanyaanmu
itu, dimanakah engkau dari tiga macam, orang yang menerangkan itu maka ia
dusta:
1. Siapa yang menerangkan padamu
bahwa Nabi Muhammad saw. melihat Allah, maka ia dusta. Lalu ia membaca : Laa
tudrikuhul abshaaru wa huwa yudrikul abshaara wa huwal lathiful (Allah
tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, dan Dia yang mencapai semua
penglihatan, dan Dia maha halus kekuasaanNya yang maha mengetahui
sedalam-dalamnya) dan ayat: Wama kana libasyarin an
yukallimahullah illa wahyan au min waraa’i hijab (Tiada seorang yang
berkata-kata dengan Allah melainkan dengan wahyu atau dari balik tabir/hijab).
2. Siapa yang mengatakan bahwa ia
mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, maka sungguh dusta, lalu dibacakan
ayat : Wama tadri nafsun madza taksibu ghada (Dan tiada seorangpun yang
mengetahui apa yang akan terjadi esok hari).
3. Dan siapa yang berkata bahwa Nabi
Muhammad saw. menyembunyikan apa yang diwahyukan oleh Allah maka sungguh orang
itu dusta, lalu Siti Aisyah membaca: Ya ayyuhar rasulu balligh maa unzila
ilaika min rabbika (Hai utusan Allah sampaikanlah apa yang diturunkan oleh
Tuhan kepadamu).
Tetapi Nabi Muhammad saw. telah
melihat Jibril dalam bentuk yang sebenarnya dua kali. (Bukhari, Muslim).
110.
أَبُو إِسْحَاقَ الشَّيْبَانِيُّ قَالَ سَأَلْتُ
زِرَّ بْنَ حُبَيْشٍعَنْ
قَوْلِ اللَّهِ
تَعَالَى{ فَكَانَ
قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ
أَدْنَى فَأَوْحَى
إِلَى عَبْدِهِ مَا
أَوْحَى }قَالَ
حَدَّثَنَا ابْنُ
مَسْعُودٍ أَنَّهُ
رَأَى جِبْرِيلَ لَهُ
سِتُّ مِائَةِ جَنَاحٍ
Abu Ishaq asy-Syaibaniy berkata; Aku
bertanya kepada Zirra bin Hubaisy tentang firman Allah Ta’ala QS an-Najm ayat
9-10: “Fa kaana qaaba qausaini aw adnaa. Fa awhaa ilaa ‘abdihii maa awhaa”
(“Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) sedekat dua ujung busur panah
atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa
yang telah Allah wahyukan”). Dia berkata, telah bercerita kepada kami Ibnu
Mas’ud bahwa Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam telah melihat Jibril yang
memiliki enam ratus sayap”. (Bukhari, Muslim).
109.
جَابِرَ بْنَ
عَبْدِ اللَّهِ
رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا أَنَّهُسَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ لَمَّا
كَذَّبَتْنِي قُرَيْشٌ
قُمْتُ فِي
الْحِجْرِ فَجَلَا
اللَّهُ لِي
بَيْتَ الْمَقْدِسِ
فَطَفِقْتُ أُخْبِرُهُمْ
عَنْ آيَاتِهِ وَأَنَا
أَنْظُرُ إِلَيْهِ
Jabir bin Abdullah r.a. berkata: Aku
telah mendengar Rasulullah saw. bersabda : Ketika tokoh-tokoh Quraisy mendustakan
aku (tentang Isra Mi’raj), maka aku berdiri di hijir (Ismail), tiba-tiba Allah
menampakkan kepadaku Baitul Maqdis, sehingga aku dapat memberitakan kepada
mereka tanda-tandanya sambil aku terus melihatnya. (Bukhari, Muslim)
5 Juli, 2010 — rakean bagus minda
raksadipa
108. Abdullah bin Umar r.a.
berkata: Rasulullah saw. bersabda: Semalam aku mimpi di dekat
Ka’bah ada seorang yang merah bagus rupanya panjang rambutnya sampai ke
bahunya, lurus rambutnya bagaikan meneteskan air, sambil meletakkan kedua
tangannya di atas bahu orang di kanan kirinya, sedang ia tawaf, maka aku
bertanya: Siapakah orang itu? Jawabnya: Itu Al-Masih Isa bin
Maryam. Kemudian aku melihat juga seorang di belakangnya, sangat keriting
rambutnya, buta matanya sebelah kanan, hampir serupa dengan Ibn Qathan, dia
juga meletakkan kedua tangannya di atas bahu dua orang di kanan kirinya, juga
tawaf di Ka’bah, ketika aku tanya siapa orang itu? Dijawab:
Al-Masih Ad-Dajjal. (Bukhari, Muslim).
107. Abdullah bin Umar r.a.
berkata: Pada suatu hari Nabi saw. menceritakan Ad-Dajjal kepada
orang-orang, lalu bersabda: Sesungguhnya Allah tidak buta mata sebelah,
ingatlah sesungguhnya Ad-Dajjal itu buta mata sebelah kanan, bagaikan buah
anggur yang timbul (menonjol). (Bukhari, Muslim).
106. Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ketika malam Isra aku melihat Musa seorang yang
kurus, sedang, seperti orang dari suku Syanu’ah, juga melihat Isa juga
sedang, putih kemerahan bagaikan orang yang baru keluar dari pemandian, dan aku
sangat menyerupai Ibrahim. Kemudian dihidangkan kepadaku dua bejana, satu
berisi susu dan yang kedua berisi khamr, dan diperintahkan supaya memilih salah
satu yang mana yang aku suka, maka aku ambil susu lalu aku minum, maka
diberitahu : Engkau telah mengambil fitrah agama, andaikan engkau mengambil
khamr pasti umatmu akan tersesat. (Bukhari, Muslim).
105. Mujahid berkata: Ketika kami
di majelis Ibn Abbas r.a. maka orang-orang menyebut Dajjal, dan dikatakan bahwa
diantara kedua matanya ada tertulis: Kafir.
Ibn Abbas berkata: Aku tidak mendengar
keterangan itu, tetapi Nabi saw. bersabda: Adapun Musa maka seakan-akan
aku melihat padanya ketika turun ke lembah sambil membaca talbiyah (Labbaika
Allahumma labbaika). (Bukhari, Muslim).
0 komentar:
Posting Komentar