Selasa, 10 Maret 2015

Laporan Praktikum Rangkaian Setara Thevenin-Norton

Rangkaian Setara Thevenin-Norton
M.Arifuddin Aswar*), Karimatunnisa, Nurdiana Saputri
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
Tahun 2014


Abstrak
Telah dilakukan praktikum tentang Tegangan Thevenin dan Arus Norton. Adapun tujuan praktikum ini adalah melakukan pengukuran tegangan thevenin, hambatan thevenin dan arus Norton dari rangkaian-rangkaian sederhana, serta menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus output rangkaian elektronik dengan menggunakan teorema Thevenin dan Norton. Data yang dikumpulkan dalam percobaan ini meliputi pada kegiatan pertama yang terdiri dari nilai masing-masing resistor yang digunakan yaitu R1, R2, R3, hambatan thevenin, tegangan thevenin dan arus Norton. Sedangkan pada kegiatan kedua data yang dikumpulkan yaitu nilai tegangan thevenin vth dan nilai arus bebanIN (arus linear). Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan 1 tegangan sumber (VS) berbanding lurus dengan tegangan thevenin (VTh)  yaitu ketika tegangan sumber dinaikkan maka tegangan theveninnya pun meningkat begitupun dengan arus Nortonnya. Sedangkan pada kegiatan 2 dapat disimpulkan bahwa ketika tegangan theveninnya dinaikkan maka arus nortonnya semakin menurun.
Kata kunci : Rangkaian setara, tegangan dan hambatan thevenin, arus dan hambatan norton.

PENDAHULUAN
Di zaman  modern sekarang ini ala telektronik sudah menjadi sesuatu yang wajib dimilliki oleh tiap orang demi eksistensi di kehidupannya. Sebuah alat elektronik sudah pasti memiliki sebuah rangkaian yang menjadikan alat elektronik tersebut dalam berfungsi.
Sebuah rangkaian elektronik biasanya ada yang mampu di amati secara lngsung tanpa merusak alat tersebut dan ada pula yang tidak dapat diamati secara langsungdan harus melakukan pembongkaranuntuk mengamatinya, untuk mempermudah hal tersebut perlu ada sebuah penyederhanaan rangkaian.
Berbicara mengenai penyederhanaan suatu rangkaian, dari rangkaian yang rumit menjadi rangkaian yang lebih sederhana, rangkaian inilah yang di sebut dengan rangkaian setara thevenin dan norton.
Theorema thevenin muncul sesuai dengan penemunya, yaitu sM.L. Thevenin. Sedangkan teorema norton di temukan oleh E.L. Northon.
Pada dasarnya teorema thevenin dan norton sama, tapi yang membedakannya adalah teorema thevenin di gunakan pada rangkaian seri dan teorema norton di gunakan pada rangkaian paralel.
Sebuah percobaan tentu memiliki sebuah tujuan yang jelas dan di percoban kali ini bertujuan agar mahasiswa dapat melakukan pengukuran tegangan thevenin dan arus northon. Menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus output rangkaian elektronik.
TEORI SINGKAT
Ada dua bentuk rangkaian setara, yaitu rangkaian setara Thevenin dan rangkaian setara Norton.
Definisi Tegangan dan Hambatan Thevenin
Tegangan Thevenin, VTH, didefinisikan sebagai tegangan yang melewati terminal beban saat hambatan beban terbuka. Karena ini, tegangan Thevenin terkadang disebut dengan tegangan rangkaian terbuka. Definisinya :
Tegangan Thevenin : VTH  = VOC
dengan VOC  merupakan singkatan dari “Open – Circuit Voltage”.
            Hambatan Thevenin  di definisikan sebagai hambatan yang diukur antar – terminal saat seluruh sumber dibuat nol (dihubungsingkat) dan hambatan beban terbuka. Sebagai definisi :
Hambatan Thevenin : RTH  = ROC                                           
 Theorema Thevenin merupakan alat bantu aplikatif dalam dunia elektronika. Theorema ini tidak hanya menyederhanakan perhitungan, tetapi juga memungkinkan kita untuk menjelaskan operasi rangkaian yang tidak mampu dijelaskan hanya dengan menggunakan persamaan Kirchhoff.
Definisi Arus dan Hambatan Norton
Arus Norton, IN, didefinisikan sebagai arus beban saat hambatan beban dihubung singkat. Karena ini, arus Norton terkadang disebut juga dengan arus hubung singkat  (Short – Circuit Current, ISC). Sebagai definisi :
Arus Norton :  IN  = ISC                       Hambatan Norton, RN, adalah hambatan yang diukur oleh ohmmeter pada terminal beban saat seluruh sumber diturunkan menjadi nol dan hambatan beban dibuka (dilepas). Sebagai definisi :
Hambatan Norton : RN  = ROC             Karena hambatan Thevenin dan hambatan Norton memiliki definisi yang sama, maka dapat dituliskan : RN  =  RTH                              Penurunan ini menunjukkan bahwa hambatan Thevenin sama dengan hambatan Norton. Apabila kita menghitung hambatan Thevenin sebesar 10 kW, maka hambatan Norton juga sebesar 10 kW.
Sebagai penurunan, theorema Norton terlihat sebagai berikut.
VL  =  IN  (RN | | RL)                              Dengan kata lain, tegangan beban sama dengan arus Norton dikalikan dengan hambatan Norton yang parallel dengan hambatan beban.
   Sebelumnya kita definisikan hambatan Norton setara dengan hambatan Thevenin. Tetapi perhatikan perbedaan posisi hambatan : hambatan Thevenin selalu diseri dengan sumber tegangan, sedangkan hambatan Norton selalu parallel dengan sumber arus.

METODOLOGI PERCOBAAN
1.      Identifikasi Variabel
Kegiatan I : Mengukur Tegangan rangkaian buka (Voc) dan arus hubung singkat (Isc)
a.    Variabel manipulasi : tegangan sumber  (Vs) dengan satuan Volt (V)
b.   Variabel respon : tegangan Thevenin (Voc) dengan sataun Volt dan arus Norton (Isc) dengan satuan  Ampere (A)
c.    Variabel kontrol : hambatan (R) dengan satuan Ohm (Ω)
Kegiatan II : Mengukur Tegangan keluaran (V0) dengan arus beban (Il)
a.       Variabel manipulasi : Hambatan beban (Rl) dengan satuan Ohm (Ω)
b.      Variabel respon : tegangan keluaran (V0) dengan satuan Volt (V) dan Arus beban (Il) dengan satuan Ampere (A)
c.       Variabel kontrol : tegangan sumber (Vs) dengan satuan Volt (V)

2.      Defenisi Operasional Variabel
Kegiatan I : Mengukur Tegangan rangkaian buka (V0c) dan arus hubung singkat (Isc)
a.    Tegangan sumber (Vs) adalah tegangan yang berasal dari power supplay yang terbaca pada voltmeter dimana besarnya mulai 2 v sampai 12 v dan satuannya adalah Volt.
b.    Tegangan Thevenin (Voc) adalah tegangan yang melewati resistor dan terbaca pada voltmeter yang satuannya adalah volt. Sedangkan arus Norton (Isc) adalah arus yang terbaca pada amperemeter yang satuannya adalah Ampere (A).
c.    Hambatan (R) adalah hambatan yang disimpan pada komutator dan satuannya adalah ohm.
Kegiatan II : Mengukur Tegangan keluaran ( V0) dengan arus beban (Il)
a.    Hambatan beban (Rl) adalah hambatan yang diubah dengan menggunakan resistor variabel (Potensiometer) yang satuannya adalah ohm.
b.    Tegangan keluaran (V0) adalah tegangan yang besarnya terbaca pada Voltmeter akibat dari perubahan potensiometer untuk mencapai tegangan maksimalnya yang satuannya adalah Volt. Sedangkan  arus beban (Il) yang terbaca pada amperemeter akibat dari nilai potensiometer yang berubah dan satuannya adalah Ampere (A).
d.      Tegangan sumber (Vs) adalah tegangan yang berasal dari power supplay yang terbaca pada voltmeter dimana besarnya mulai 2 v sampai 12 v dan satuannya adalah Volt.

3.      Alat dan Bahan
             Pelaksanaan kegiatan ini ditunjang oleh komponen-komponen  dan alat ukur berikut :
1.      Resistor, 3 buah
2.      Potensiometer, 1 buah
3.      Power Supply 0 – 12 Vdc, 1 buah
4.      Voltmeter 0 – 10 Vdc, 1 buah
5.      Amperemeter 0 – 1 Adc, 1 buah
6.      Papan Kit, 1 buah.
7.      Kabel penghubung
4.      Prosedur Kerja
a.       Catatlah spesifikasi masing-masing komponen yang anda gunakan !
b.     







Buatlah rangkaian seperti gambar berikut di atas papan kit yang telah disediakan !




c.       Atur tegangan sumber sebesar 2 V lalu ukur tegangan rangkaian buka (VOC­) antara titik A dan B tanpa beban RL dan Arus hubung singkat (ISC) dengan menempatkan sebuah Ammeter melintasi A – B (VOC dan ISC­ tidak diukur bersamaan!).
d.      Ukur pula besar resintansi total rangkaian dengan melepas power supply (rangkaian dihubung singkat pada posisi sumber dan tanpa beban) !
e.       Lakukan langkah 3 untuk tegangan sumber 4 V, 6 V, 8 V, dan 10 V.
f.       Selanjutnya pasang beban RL pada keluaran rangkaian seperti Gambar berikut.
VS
+
_
R1
R2
R3
RL



g.       Atur potensiometer pada posisi minimum dan ukur tegangan keluaran (Vo) dan arus beban (IL).
h.      Lanjutkan dengan mengubah nilai RL hingga maksimum. Catat nilai arus dan tegangan setiap perubahan RL.

HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS
Hasil Percobaan
Kegiatan 1. Hubungan antara tegangan thevenin  dan arus Norton terhadap tegangan sumber
Tabel 1.1 Hubungan antara tegangan thevenin  dan arus Norton terhadap tegangan sumber
 No
Vs(Volt)
Voc(Volt)
IN(mA)
1
2
1.33
0.1
2
4
2.67
0.22
3
6
4.02
0.33
4
8
5.35
0.45
5
10
6.69
0.56
6
12
8.02
0.68

Kegiatan 2. Hubungan antara tegangan thevenin terhadap arus beban
Tabel 1.2 Hubungan antara tegangan thevenin terhadap arus beban

 No
Vs(Volt)
IL(mA)
1
0.2
0.66
2
0.4
0.64
3
0.6
0.62
4
0.8
0.6
5
1.0
0.59
6
1.2
0.57
7
1.4
0.55
8
1.6
0.53
9
1.8
0.52
10
2.0
0.5
11
2.2
0.48
12
2.4
0.47
13
2.6
0.45
14
2.8
0.43
15
3.0
0.41
16
3.2
0.39
17
3.4
0.38
18
3.6
0.36
19
3.8
0.34


Analisis Data
Kegiatan 1. Hubungan antara tegangan thevenin  dan arus Norton terhadap tegangan sumber
Tabel 1.1 Hubungan antara tegangan thevenin  dan arus Norton terhadap tegangan sumber
Kegiatan 1
Menentukan Rth
Secara Teori
RTH= (R1//R2)+R3
RTH=
RTH=
RTH=11.76 kW
Praktikum; RTH= 12.06 kW
% diff =  x 100%
% diff =  x 100%
% diff = 2.52 %       
Menentukan vth=voc
a)    Secara teori
vs= 2 volt
VTH=
VTH=
VTH=1.31 volt
Praktikum ;VTH= 1.33 V              
% diff =  x 100%
% diff =  x 100%
% diff = 1.5 %
b)   Secara teori
vs= 4 volt
VTH=
VTH=
VTH=2.62 volt
Praktikum; VTH= 2.67 V
% diff =  x 100%
% diff =  x 100%
% diff = 1.9 %

c)    Secara Teori
vs= 6 volt
VTH=
VTH=
VTH=3.92 volt
Praktikum; VTH= 4.02 V
% diff =  x 100%
% diff =  x 100%
% diff = 2.52 %
d)   Secara Teori
vs= 8 volt
VTH=
VTH=
VTH=5.23 V
Praktikum; VTH= 5.35 V
% diff =  x 100%
% diff =  x 100%
% diff = 2.3 %                       
e)    Secara Teori
vs= 10 volt
VTH=
VTH=
VTH=6.54
Praktikum; VTH= 6.69 V
% diff =  x 100%
% diff =  x 100%
% diff = 2.3 %
f)    Secara Teori
vs= 12 volt
VTH=
VTH=
VTH=7.85
Praktikum; VTH= 8.02 V
% diff =  x 100%
% diff =  x 100%
% diff = 2.1 %
Menentukan IN
a)   Secara teori
IN=
IN =
IN = 0.11 mA
Praktikum; IN= 0.1 mA
% diff =  x 100%
% diff =  x 100%
% diff = 9.5 % 
b)   Secara teori
IN=
IN =
IN =0.227 mA
Praktikum; IN= 0.22 mA
% diff =  x 100%
% diff =  x 100%
% diff = 3.1 %
c)      Secara teori
IN=
IN =
IN = 0.333 mA
Praktikum; IN= 0.33 mA
% diff =  x 100%
% diff =  x 100%
% diff = 0.904 %
d)      Secara teori
IN=
IN =
IN =0.445 mA
Praktikum; IN= 0.45 mA
% diff =  x 100%
% diff =  x 100%
% diff = 1.12 %     
e)      Secara teori
IN=
IN =
IN =0.556 mA
Praktikum; IN= 0.56 mA
% diff =  x 100%
% diff =  x 100%
% diff = 1.12 %           
f)       Secara teori
IN=
IN =
IN =0.667 mA
Praktikum; IN= 0.68 mA
% diff =  x 100%
% diff =  x 100%
% diff = 1.93 %
Kegiatan 2
Kegiatan 2. Hubungan antara tegangan thevenin terhadap arus beban
Tabel 1.2 Hubungan antara tegangan t
%
Secara teori
R1 = 2,7 ± 5% kΩ
R2 = 5.1 ± 5%kΩ
R3 = 10 ± 5%kΩ
RTH= (R1//R2)+R3
RTH=
RTH=
RTH=11.76 kW
Secara grafik
y  = mx + c
m =
m =
m = R
Sehingga
y               =  -11.413x + 7.7003
-m            = -11.413 kΩ
m              =11.413 kΩ
m = R = 11.413 kΩ = 11.413 kΩ


 Pembahasan
Pada kegiatan praktikum kali ini, mengenai Rangkaian setara Thevenin dan Norton, dimana kita ketahui rangkaian setara Thevenin adalah Rangkaian setara yang menggunakan sumber tegangan tetap, yakni suatu sumber tegangan ideal dengan tegangan keluaran yang tak berubah, berapapun besarnya arus yang diambil darinya. Sedangkan rangkaian setara Norton menggunakan sumber arus tetap, yang dapat menghasilkan arus tetap berapapun besar hambatan yang dipasang pada keluarannya.
       Percobaan pada praktikum kali ini terdapat dua kegiatan, yakni kegiatan pertama mengukur tegangan rangkaian buka (VTh) atau tegangan Thevenin  dan arus hubung singkat (IN) atau arus Norton. Sedangkan pada kegiatan kedua, yakni hubungan hambatan beban dengan tegangan dan  arus beban.
Pada kegiatan pertama dilakukan lima kali pengambilan data, dan yang menjadi variabel manipulasi ialah tegangan sumber, variabel kontrol adalah hambatan dimana R1=2,7 kΩ ; R2=5,1 kΩ; dan R3=10,0 kΩ dengan R menurut praktek sebesar 12,06 kΩ dan variabel respon adalah tegangan Thevenin dan arus Norton. Dari hasil percobaan didapatkan tegangan Thevenin secara berturut turut adalah 1.33V, 2.67V, 4.02V, 5.35V, 6.69V, dan 8.02 V sedangkan hasil dari teori secara berturut turut adalah 1.31V, 2.62V, 3.92V, 5.23V, 6.54V, dan 7.85V dengan %diff terkecil adalah 1.5% dan terbesar adalah 2.52%. Sedangkan untuk hasil percobaan arus Norton secara berturut turut adalah 0.1 mA, 0.22mA, 0.33mA, 0.45mA, 0.56mA, dan 0.68 mA sedangkan hasil dari teori perhitungan secara berturut turut adalah 0,11 mA, 0.227 mA, 0.333mA, 0.445mA, 0.556mA, dan 0.667 mA dengan %diff terkecil adalah 0.904% dan tertinggi adalah 9.5 %. Dari data hasil percobaan dan teori ini yang memiliki toleransi 5% sesesuai dengan teori. Dengan toleransi yang melebihi batas  persentase itu dikarenakan human error.           
Pada kegiatan kedua dilakukan delapanbelas kali pengambilan data, dan yang menjadi variabel maipulasi ialah hambatan beban, variabel kontrol ialah tegangan sumber dimana tegangan sumber yang di pakai adalah 0,2 – 3,8 dengan selisih 0,2 Volt. Nilai hambatan secara teori adalah 11,76 kΩ sedangkan secara percobaan nilai hambatannya adalah 11.413 kΩ dengan %diff 2.9 %. Dari hasil percobaan di peroleh hasil teori yang mendekati hasil teori, sehigga dapat dikatakan bahwa hasil percobaan sesuai dengan teori dengan toleransi hambatan ® sebesar 5 %.
Berdasarkan grafik nilai dari resistor variabel atau hambatan potensiometer berbanding lurus dengan nilai tegangannya dan berbanding terbalik dengan arus bebannya semakin besar nilai hambatannya semakin besar pula nilai tegangannya tetapi semakin besar nilai hambatannya semakin kecil nilai arusnya.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan  bahwa:
1.      Tegangan Thevenin didefenisikan sebagai tegangan yang melewati terminal beban saat hambatan beban terbuka. Sehungga Cara mengukurnya, dapat digunakan persamaan :
2.       Hambatan Thevenin adalah hambatan yang diukur antar-terminal saat seluruh sumber dibuat nol (dihubung singkat).
3.      Sedangkan Arus Norton didefenisikan sebagai  arus beban saat hambatan beban dihubung singkat.
4.      hambatan potensiometer berbanding lurus dengan nilai tegangannya dan berbanding terbalik dengan arus bebannya semakin besar nilai hambatannya semakin besar pula nilai tegangannya tetapi semakin besar nilai hambatannya semakin kecil nilai arusnya.
5.      Hubungan antara Tegangan dengan Hambatan berbanding lurus, sedangkan Arus berbanding terbalik dengan Tegangan.
Daftar Pustaka
Tim Elektronika Dasar, 2014. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar 1. Makassar: Laboratorium Unit Elektronika & Instrumentasi Jurusan Fisika  FMIPA UNM.






0 komentar:

Posting Komentar